Mengapa orang Sunda diidentikan dengan suku yang paling hobi memakan lalapan mentah. Kita coba ungkap fakta tesebut !. Ini bukan hasil penelitian, karena hanya berbasis pengalaman dan kebiasaan lingkungan penulis yang sunda tulen. Salah satu fakta otentik adalah adanya beberapa jenis lalapan yang biasa dikonsumsi dilingkungan penulis tetapi jarang melihatnya dilingkungan suku atau budaya lain. Diantara jenis lalapan tersebut adalah :
1. Daun Sintrong
Sintrong Sumber : tanamanbuas.blogspot.com |
Lalapan ini merupakan tumbuhan gulma yang biasanya tumbuh di lahan-lahan yang baru dibuka, bentuk tanaman bawah menyerupai daun bayam, permukaan daun berbulu halus, penggir daun bergerigi. Rasa daun sintrong spserti punya kandungan atsiri sehingga ada sedikit rasa mint-nya. Daun ini lebih enak dimakan mentah, penulis sendiri belum pernah mencoba yang diseduh air panas atau dikukus.
2. Jonghe / Jonge
Jonghe Sumber : flickrvemind.net |
Jonge adalah salah salatu jenis lalapan lain yang umum di makan orang Sunda. Sama seperti Sintrong, jonge juga adalah jenis tanaman gulma yang tumbuh di bawah naungan tanaman-tanaman kebun atau tanaman kehutanan. Sedikit perbedaan dengan Sintrong, jonge lebih suka tumbuh dibawah naungan tanaman lain. Bentuk daunnya lonjong panjang, lebar daun sempit, sehingga mirip ikan, permukaan daun berbulu halus, tepi daun bergelombang. Dari sisi rasa juga tidak berbeda jauh dengan Sintrong, ada sedikit rasa mint-nya walaupun lebih rendah dari sintrong.
3. Jalantir
Jalantir Sumber : appa.cs.ipb.co.id |
Jalantir mempunyai kemiripan hampir 60% dengan jonghe, dari tampilan fisik dan kesukaan tempat tumbuh. Jalantir paling mendekati bentuk daun dewa di dunia pengobatan herbal. Bentuk daun, permukaan daun, dan rasa hampir mendekati daun dewa. Apakah jalantir adalah daun dewa ?. Ini yang penulis belum temukan, baik dari hasil bertanya mupun berselancar di Mbah Google. Tingkat kemiripan dengan daun dewa hampir 90%, hanya dari sisi rasa yang sedikit berbeda. Daun dewa terasa lebih banyak mint-nya sedangkan jalantir sedikit agak pahit. Di dunia pengobatan herbal, jalantir juga menjadi salah satu acuan untuk penyakit tertentu.
4. Eceng Sawah
Eceng Sawah Sumber : mangyono.com |
Eceng sawah adalah miniatur dari eceng gondok, hanya bentuk daun dan ukuran yang mebedakannya. Eceng sawah jauh lebih kecil dan tumbuh hanya di pesawahan / lahan basah lainnya. Bagi petani tumbuhan ini adalah gulma, namun gulma yang bermanfaat. Eceng gondok tumbuh langsung di atas tanah berlumpur, berbeda dengan eceng gondok yang mampu tumbuh mengambang di atas permukaan air. Pemanfaatan eceng sawah sebagai lalap bisa mentah bisa juga masak. Eceng sawah masak bisa digunakan untuk campuran "lotek" / pecel sebagaimana genjer. Apakah eceng gondok juga dikonsumsi orang sunda ....?. Orang sunda hanya memanfaatkan bunga eceng gondok untuk dikonsumsi yaitu dibuat sayur tumis.
5. Gunda
Gunda Sumber : mangyono.com |
Gunda adalah jenis lalapan yang tumbuh di pesawahan atau lahan basah lainnya. Sama seperti eceng sawah gunda juga merupakan gulma yang bermanfaat bagi petani sunda. Gunda bisa dinikmati mentah atau direbus untuk campuran pecel. Gunda terasa sedikit agak pahit dari pada eceng sawah. Gunda berasosiasi dengan eceng sawah menjadi gulma padi yang merepotkan sekaligus menguntungkan petani.
Itulah 5 jenis lalapan unik urang sunda, ada banyak jenis lalapan yang dikonsumsi orang sunda, karena nulisnya cape, jadi kita cicil lima-lima jenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Terkait Topik. Anda Sopan Kami Segan